Selasa, 07 Juni 2011

SEDERHANA TP SERING DI LUPA & SARAT MAKNA

Firman Allah dalam cara memelihara Ukhuwah, "Jangan saling merendahkan atau merusak nama sesama Muslim. Jangan memanggil (menyindir) sesama Muslim dengan panggilan-panggilan dan ejekan. Seburuk-buruk nama adalah nama yang mengandung makan kejahatan, yang diberikan kepada seseorang padahal orang itu telah beriman. Barangsiapa tidak bertaubat dari perbuatan semacam itu, maka mereka adalah orang-orang yang zalim." (QS. Al Hujuraat 49 : 11-12)

Jangan sesama orang beriman terlalu banyak berprasangka; sebab sebagian daripada prasangka itu dosa (kejahatan). Jangan salaing menjadi mata-mata (tajassus) antara sesama (jangan saling mencari kesalahan sesama)

Jangan slaing mengumpat sesama, yaitu membicarakan keburukan seseorang pada saat dia tidak didepan kita (menurut Nabi Salallahu Alaihi Wassalam jika keburukan yang kita bicarakan itu memang ada padanya, maka itulah yang dinamakan mengumpat, sedangkan jika keburukan yang kita bicarakan itu tidak ada, maka itu bukan lagi mengumpat tetapi memfitnah). Orang yang yang mengumpat diibaratkan memakan bangkai saudaranay. Untuk bisa menghayati betapa pentingnya berpegang teguh kepada Kitab Suci tentang cara-cara memelihara Ukhuwah itu, kita harus merenungkan betapa besar daya rusak desas-desus dan kabar angin yang jahat terhadap perrgaulan sesama manusia. Ironisnya, kita manusia umumnya suka mendegnarkan suatu desas-desus.

Bahkan desas-desus itu sering dijadikan sasaran antara untuk menjatuhkan orang lain, kemudian secara tidak langsung mengangkat diri kita sendiri. Inilah musuh semangat Ukhuwah. Maka kita harus berjuang menjaga diri sendiri, agar tidak dijatuhkan kelembah hina itu. Di dalam Quran disebutkan bahwa silaturahim adalah perintah kedua setelah Taqwa. "Dan bertaqwalah kepada Allah SWT yang dengan nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain dan (peliharalah) hubungan silaturahim,...." (QS An Nisaa 4 : 41)

Al Quran juga menyebutkan bahwa orang yang memutuskan sialtuhim dilaknat oleh Allah secara eksplisit dua kali dan secara implisit tiga kali. Diantara salahsatu ayatnya ialah : "Orang-orang yang merusak janji Allah SWT setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah SWT perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan dimuka bumi, mereka itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk" (QS. Ar Ra'd 13 : 25). Jadi, kalau ada orang yang sudah jelas-jelas memutuskan silaturahim janganlah kita mendekatinya. Sebab, laknatnya akan menular kepada kita.

Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam, "Rahmat Allah Subhanahu Wa Ta'alla tidak akan turun pada suatu kaum yang didalamnya ada orang yang memutuskan hubungan kekeluargaan" Beliau juga bersabda, "Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan tali silaturahim". Salman al Farisi ditanya, "Adakah suatu kejelekan yang dilakukan seseorang dan menyebabkan seluruh amalnya shalihnya tidak bermanfaat sama sekali ?" Salman menjawab "Ada, yakni memutuskan hubungan kekeluargaan" Kalau Anda memutuskan silaturahim, maka ibadah umrah, shalat dan puasa Anda tidak bermanfaat, seluruh amal Anda tidak bermanfaat sama sekali.

Sebagai bukti, Rasulullah pernah diberi tahu, "Ya Rasulullah, ada seorang perempuan berpuasa disiang hari dan melakukan shalat tahajut dimalam hari. Akan tetapi, ia menyakiti hati tetangganya dengan lidahnya" Rasulullah menjawab, "Perempuan itu di neraka" Beliau juga bersabda "Sesungguhnya menyambung kekeluargaan dan berbuat kebajikan akan memanjangkan usia, memakmurkan rumah, memperbanyak harta sekalipun pelakunya orang-orang durhaka dan ahli maksiat"

Jadi, kalau ada seseorang yang ibadahnya kurang tapi rajin menyambung silaturahim, senang membantu orang lain, maka yang demikian itu lebih baik ketimbang seseorang yang ibadahnya banyak tapi memutuskan silaturahim dengan orang-orang disekitarnya. Karena itu, marilah kita mulai memperbaiki perilaku kita dengan menghilangkan kedengkian dalam diri kita.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar